Dulu sewaktu baru lulus dari SMA bingung nanti mau kuliah di mana. Keinginan hati ingin merantau jauh ke pulau seberang, namun apalah daya tak memperoleh restu dari orang tua. Akhirnya saya kuliah di daerah sendiri, tapi tetap dengan status Mahasiswa Rantau. Alhamdulillah mahasiswa baru dengan status mahasiswa rantau.
Rumah saya itu di pelosok desa, jarak dari rumah ke titik kampus itu sekitar 5 sampai 6 jam perjalanan. Kan enggak mungkin kalau mau Pulang-Pergi ke kampus dari rumah. Pas datang kelas udah bubar tuh. Pas pulang ke rumah udah mau pagi lagi, hadehh.
Kalau saya pikir-pikir harusnya orang tua saya membiarkan saya kuliah di pulau seberang, tho sama-sama merantau enggak pulang ke rumah. Iya sih kalau masalah ongkos memang terlihat lebih mahal karena butuh akses transportasi seperti pesawat. Tetapi, hitungan untuk biaya hidup lebih murah di Pulau Jawa, terlebih lagi dulu saya ingin ke Malang atau Jogja. Dua kota yang terkenal murah akan biaya hidupnya, khususnya biaya makan.
Saya pernah dapat cerita dari teman yang kuliah di Malang, makan bakso atau soto dengan duit 5 ribu aja udah kenyang banget malah bisa nambah. Katany begitu, saya auto ngiri dong ya. Secara di Palembang, tepatnya di tempat saya kuliah di Indralaya rasanya masih cukup sulit mencari tempat makan yang murah tapi enak.
Sebagai mahasiswa rantau, tentu saya ingin menekan pengeluaran sehari-hari selama kuliah jauh dari rumah. Salah satunya adalah dengan memasak sendiri makanan setiap harinya. Kalau bosen baru ke luar cari makan yang sudah siap santap dong. Ya kali saya gak bosen makan makanan sendiri.
Waktu dulu saya juga menemui kebingungan kala memilih mau Asrama, Rusunawa, Apartemen Kampus, Kos-kosan perpintu atau kontrak rumah saja.
Kalau di kampus saya sendiri, sudah disediakan tiga pilihan. Kalau asrama dan rusunawa khusus mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi dan afirmasi. Apartemen bisa bebas dari berbagai macam jenis mahasiswa. Tentu harga asrama dan rusunawa itu murah meriah dengan segala kekurangannya. Sedangkan, apartemen kampus memang sedikit lebih mahal. Sobat pasti maklum, bahwa pepatah lama saja sudah mengatakan "Ada harga, ada rupa."
Dari ketiga pilihan yang sudah ditawarkan kampus, saya tidak memilih ketiganya. Alasannya sederhana saja, karena ketiga tempat itu dilarang membawa peralatan masak seperti kompor gas. Kompor listrik pun masih kena tegur. Sebagai mahasiswa yang baik, saya tak ingin tipu-menipu dengan penjaga. Ngomong gak bawa kompor, eh ternyata ada dibawa. Kan gak boleh tuh hehe.
Akhirnya saya jatuh pilihan untuk pilih kos-kosan atau kontrak rumah saja. Timbang sana, timbang sini. Saya memutuskan untuk memilih kos-kosan yang berada di kampus. Alasannya apa? Mungkin sobat bisa baca ulasan di bawah ini terkait Kos-kosan VS Kontrak Rumah.
Sebelum melanjutkan pembahasan, saya ingin memberitahukan kepada sobat yang ingin mencari rumah di Jakarta dan sekitarnya bisa banget untuk mampir ke web https://www.rumah.com. Kamu bisa masuk langsung ke webnya dan mencari rumah yang kamu inginkan.
Misalnya, ingin mencari rumah dijual di Jakarta bisa langsung ke beranda dan ketikkan lokasi yang diingkan seperti Jakarta Selatau atau Jakarta Timur. Ada juga pilihan sewa rumah lho.
Mahasiswa Rantau : Kos-kosan VS Kontrak Rumah Bagus Mana?
1. Dekat VS Jauh
Berdasarkan pengalaman pribadi, kebanyakan kos-kosan itu berada dekat dengan kampus. Hampir berderet kos-kosan berpintu di area sekitar kampus. Tak lupa pula dengan fasilitas umum yang super lengkap.
Sedangkan, kontrak rumah atau perumahan itu biasanya jauh dari kampus. Kalau di wilayah tempat saya kuliah, perumahan biasanya lebih dekat ke arah pusat kota seperti kantor dinas, tempat polisi, pasar umum, dan lain sebagainya.
2. Mahal VS Murah
Sebagai konsekuensi saya memilih kos-kosan yang berada dekat kampus, tentu harga sewanya lebih mahal. Biaya sewa ini saya rasa sebanding dengan pengeluaran yang saya keluarkan. Memang saya lebih banyak menghabiskan biaya selama kuliah di biaya sewa, tetapi untuk transportasi saya lebih hemat karena memilih untuk jalan kaki ketimbang pakai kendaraan umum.
Lalu, bagaimana dengan kontrak rumah ? Kamu sebagai mahasiswa rantau memang mau cari yang murah. Tetapi, harga yang murah pasti punya kelebihan. Seperti pada poin pertama yang saya sebutkan, bahwasanya kontrak rumah itu kebanyakan jauh dari kampus. Harganya memang lebih murah, apalagi dalam satu rumah bisa diisi dengan banyak orang. Tergantung berapa orang yang ingin kamu ajak untuk ikut rumah bersama. Teman saya bahkan ada yang satu rumah isinya 8 orang, rata-rata pula ada yang 4 orang. Harga sewa bisa dibagi-bagi hingga harganya lebih murah.
Baca juga: Kamu Mahasiswa Baru? Ikuti Tips Memilih Kontrakan Murah
3. Fasilitas terbatas VS Lumayan Lengkap
Sebenarnya perbedaan kedua ini saya ambil studi kasus dari kosan saya dengan kontrakan rumah punya temaen saya. Kalau kos-kosan, lebih tepatnya kosan saya itu terbatas hanya satu ruangan besar untuk tidur sekaligus tamu, dapur kecil yang terbatas hanya untuk satu mata kompor dan satu westafel tempat cuci piring, serta kamar mandi plus wc. Terbatas sih ini dengan ukuran kamar lebih kurang 5x6 meter persegi.
Itupun termasuk lengkap kalau dilihat dari kos-kosan di area kampus saya. Bahkan ada beberapa yang hanya 3x3 meter persegi dengan wc terpisah. Selain itu, kalau di kos-kosan listriknya pakai token perbulan yang boros banget padahal cuman lampu, rice cooker dan kipas angin. Duh terbatas deh pokoknya.
Laim hal dengan kontrak rumah. Perumahan yang disewa juga terbilang lumayan lengkap. Hampir serupa dengan rumah kita sendiri. Sudah ada ruang tamu, beberapa kamar, dapur yang luas, disertai halaman rumah juga. Sudah pasti kamu bisa bernapas lebih lega sobat mahasiswa rantau *ehh wkwk.
Kalau listrik, kontrak rumah lebih unggul karena biasanya sistemnya sama seperti rumah kita biasanya. Bayarannya lebih murah dan lebih awet, serta tak perlu takut dengan menggunakan listrik yang banyak. Bisa kamu isi TV, kulkas, dan banyak lagi.
4. Lebih Sepi VS Agak Rame
Perbedaan yang keempata antara kos-kosan atau kontrak rumah yakni lebih sepi dan agak rame. Jika kamu mau mengambil pilihan kos-kosan, maka akan lebih sepi dan lebih personal. Di mana, biasanya kos-kosan itu bisa sendiri atau paling tidak berdua.
Jika kamu ngekos sendiri, pastinya lebih sepi dan lebih pribadi karena di kamar ya hanya kamu. Hanya kamu yang bisa membuat aku tergila-gila, eh malah nyanyi. Namun, jika kontrak rumah bersama itu paling minimal ada empat orang rata-rata di setiap rumah. Pastinya lebih rame dan agak gaduh, privasi untuk diri sendiri itu agak sulit didapatkan kecuali jika rumah tersebut punya masing-masing kamar. Akan tetapi biasanya tidak demikian, karena kamu harus berbagi dengan temanmu sob.
Baiklah itu saja yang bisa saya bandingkan antara kos-kosan dan kontrak rumah untuk kamu sob mahasiswa rantau. Oiya, jangan ragu kalau seandainya ingin mencari sewa rumah atau jual rumah di rumah.com ada banyak pilihan yang bisa kamu ambil. Tinggal search aja lokasinya seperti jual rumah di jakarta dan sejenisnya. Semoga bermanfaat.