Daftar isi [Tampil]
Berikut ini merupakan contoh soal Esai. Oiya sebelum teman-teman bikin esai, yuk pelajari tips dan trik esai.
Selamat membaca...
“Tak Kenal maka Tak Sayang,
Selamat membaca...
Think Smart, Think Different, and Think Out of The Box
“Tak Kenal maka Tak Sayang,
Tak Sayang maka
Tak Cinta, dan Tak Cinta maka Tak Jodoh”
Sebuah
tulisan yang dibuat hendaklah dapat menarik perhatian dan bermanfaat bagi para
pembacanya. Kesan awal penting untuk diberikan kepada para pembaca agar dapat
menarik perhatiannya. Hal tersebut dapat dimulai dari perkenalan, maka daripada
itu ijinkan saya memperkenalkan diri. Saya Reskia Ekasari jurusan Akuntansi
2017 Fakultas Ekonomi adalah gadis kelahiran asli Pulau Sumatera yang lahir
pada tanggal 23 Mei 1999 di Sungai Penuh, Jambi. Ayah saya berasal dari tanah Wong Kito Galo yaitu Sumatera Selatan,
sedangkan ibu saya berasal dari Jambi maka saya adalah gadis tanah Sumatera.
Saat ini saya dan keluarga berdomisili di Desa Kertayu Kecamatan Sungai Keruh,
Musi Banyuasin, Sumsel. Jarak yang ditempuh dari rumah ke tempat saya kuliah
terbilang sangat jauh, sehingga saya harus merantau ke daerah lain yaitu di
Palembang. Walaupun demikian, merantau bukanlah sesuatu hal yang baru lagi bagi
saya karena sejak SMA saya sudah menjadi seorang perantau.
“Singa jika tak tinggalkan sarang, maka tak akan
dapat mangsa
Anak panah jika tak tinggalkan busur, maka tak akan
kena sasaran”
Seorang
perantau yang berpengalaman, jauh dari keluarga, hidup serba pas-pasan pastinya
sudah terbiasa dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul di kehidupannya
mungkin itulah yang saat ini saya rasakan. Sebuah masalah tak henti-hentinya
datang di kehidupan dan begitu juga solusi berbagai macam dilakukan demi
meredakan masalah tersebut. Walaupun
demikian menjadi seorang perantau adalah hal yang luar biasa dan patut untuk
dicoba. Berdasarkan informasi yang dilansir oleh www.educenter.id diketahui
bahwa ada enam manfaat membiarkan anak merantau saat kuliah yaitu mudah
beradaptasi, mudah mengatur keuangan, mengenal prioritas, mengenal diri sendiri,
kreatif, dan mandiri. Merantau disaat kuliah memang memiliki banyak manfaat,
tetapi ada beberapa hal yang menjadi permasalahan bagi anak rantauan salah
satunya yaitu “Mental Kerupuk”. Mental Kerupuk adalah sebuah pengibaratan yang saya berikan terhadap suatu
fenomena di kalangan mahasiswa baik itu sebagai anak rantauan maupun
non-rantauan. Fenomena yang saya maksudkan adalah fenomena dimana para
mahasiswa yang terlalu nyaman dengan posisinya atau sering disebut dengan Zona Nyaman. Mahasiswa terlalu nyaman
dengan zonanya sehingga ketika keluar dari posisinya melempem seperti kerupuk.
Mental kerupuk tidak melekat pada seluruh mahasiswa Indonesia akan tetapi ada
beberapa mahasiswa yang memiliki mental baja. Dalam hal ini mental baja yang
dimaksud adalah seorang mahasiswa yang dapat beradaptasi dimanapun ia berada
dan dapat tahan di segala kondisi. Sebagian besar dari mereka terlalu nyaman
dengan posisinya, karena nyamannya posisi tersebut mereka hanya Kuliah-Pulang-Kuliah-Pulang
(Kupu-Kupu) atau Kuliah-Nangkring-Kuliah-Nangkring (Kunang-Kunang). Hal ini
dibenarkan oleh situs news.okezone.com yang dilansir pada tanggal 7 Agustus
2017, bahwa ada dua aliran mahasiswa yang hanya berpatok pada nilai yang bugus
tanpa aktif di kegiatan lain yaitu mahasiswa tipe “kupu-kupu” dan mahasiswa
tipe “kunang-kunang”. Berbicara tentang macam-macam tipe mahasiswa, tentunya
saya tidak ingin menjadi seorang mahasiswa yang bertipe “kupu-kupu” maupun tipe
“kunang-kunang”. Oleh karena itu yang menjadi tipe mahasiswa pilihan saya saat
ini merupakan impian terbesar saya untuk masa yang akan datang yakni menjadi
seorang mahasiswa yang “Think Smart, Think Different, and Think Out
of The Box”.
Dalam
mencapai sebuah impian pastinya diperlukan sebuah strategi. Adapun strategi
yang akan saya lakukan guna mencapai sebuah impian adalah pertama manajerial
waktu. Manajerial waktu yang dimaksud adalah membuat skala prioritas
berdasarkan kepentingannya. Skala prioritas tersebut terbagi menjadi empat
yaitu; 1) Sangat penting dan sangat mendesak. 2) Sangat penting dan tidak
mendesak. 3) Tidak penting dan sangat mendesak. 4) Tidak penting dan tidak
mendesak. Empat skala prioritas tersebut saya buat untuk memilah jadwal-jadwal
yang padat agar tersusun sesuai tingkat kepentingannya. Kemudian strategi yang
kedua adalah membuat Timeline. Timeline penting
untuk dibuat agar waktu yang digunakan tidak terbuang sia-sia. Timeline juga berguna untuk mencatat
target apa yang kita inginkan dalam periode tertentu. Oleh karenanya, seorang
mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang memiliki pemikiran berbeda dari
yang lain seperti “Tahun ini minimal bisa lolos ke PIMNAS” bukan seperti
mahasiswa kunang-kunang “Emmm kita pergi ke bioskop yah, emm besok ada film apa
yah yang bagus”. Timeline sangat
berguna untuk mencatat mimpi-mimpi kita untuk ke depannya. Mimpi itu harus
ditulis karna ketika kita lupa tulisan-tulisan di timeline lah yang menjadi pengingat mimpi-mimpi kita. Namun, Sebuah
impian akan menjadi sia-sia jika tidak melaksanakan strategi yang terakhir
yaitu 3A (Action, Action, Action). Oleh karena itu, jangan lupakan 3A.
Berbicara
mengenai mahasiswa, tipe-tipe mahasiswa, impian mahasiswa, dan lain hal yang
berkaitan dengan mahasiwa adalah segala hal yang berkaitan dengan pemuda.
Pemuda adalah generasi harapan bangsa yang dapat membangun Indonesia Emas.
Disinilah penting untuk dilakukan penanaman moral agar mahasiswa tidak memiliki
tipe “kupu-kupu” dan “kunang-kunang”. Saya yakin dengan mengubah mindset mahasiswa Indonesia menjadi “Think
Smart, Think Different, and Think Out of The Box”, dapat mencetak
generasi yang unggul dan tentunya impian-impian menjadikan Indonesia emas akan
terwujud di kemudian hari.
Terima kasih sudah membaca contoh esai saya ya hehe
Terima kasih sudah membaca contoh esai saya ya hehe